tag:blogger.com,1999:blog-77749800247124069952024-02-20T16:15:18.968-08:00Cerita Dewasa NewDiki aehttp://www.blogger.com/profile/14462070782287232926noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-7774980024712406995.post-23876207954206978922016-06-25T12:27:00.000-07:002016-06-25T12:27:06.775-07:00Cerita Sex Ngentot Ayam Kampus<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="Cerita Sex Terbaru Gairah Anak Kampus" class="wp-image-673 alignright" height="402" src="http://www.ceritasexterbaru.org/wp-content/uploads/2016/01/Cerita-Sex-Terbaru-Gairah-Anak-Kampus.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="268" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Add caption</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;">
</div>
<br />
<br />
<div class="ads-post">
</div>
<a href="http://cerita-dewasa21.blogspot.com/"><strong>Cerita Sex Umum - </strong></a>Saat ini aku kuliah di kota Bandung daku mempunyai kenalan yang orangnya asik dan supel di kampus<br />
namanya Ratih, dia dikampus sering memakai jilbab, tubuhnya montok jika dia berjalan bokongnya yang<br />
semok itu sungguh menggoda apalagi terlihat garis celana dalamnya yang menonjol di sela bokongnya.<br />
Pernah sekali aku melihat dia memakai baju biasa tanpa jilbab, waktu aku main ke kostnya. wow,<br />
ternyata Ratih sangat sexy. Namun pemandangan itu hanya sebentar saja, karena dia cepat-cepat<br />
mengganti baju tidurnya dengan pakaian jilbabnya.<br />
Hal itu mengingatkan aku akan kakakku dan semakin membuatku ingin menjamah tubuhnya. Namun selalu saja<br />
dia bisa menolak. Paling-paling, kami hanya berciuman, namun tidak pernah lebih dari itu.<br />
Siang itu Ratih kuajak jalan-jalan, hutan wisata yang ada di sebelah Utara kota B. Setelah parkir,<br />
akupun mencari tempat yang nyaman untuk ngobrol dan strategis buat pacaran. Begitu dapat, kami pun<br />
asyik ngobrol ngalor ngidul.<br />
Tak sengaja, tanganku asyik mengelus-elus jemarinya di atas pahanya. Ratihpun menatapku dengan sayu.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<h3>
<b>Cerita Sex Ayam KAMPUS</b></h3>
<br />
Segera kucium bibirnya yang mungil. Ratih pun menyambut dengan antusias.<br />
Lidahnya dengan lincah memilin lidahku hingga membuatku tersengal-sengal. Kudekap erat tubuhnya,<br />
sambil tangan kananku mencoba meremas remas pantatnya yang bahenol dan dia tidak menolaknya.<br />
Tubuhnya pun bergetar hebat. Pelahan tanganku merayap menyingkapkan rok panjangnya dan mengusap<br />
pahanya yang ternyata sangat mulus sekali ketelusupkan jemariku ke dalam celana dalamnya.<br />
“Mas, jangan ahhh, malu dilihat orang” katanya sembari mencoba mencegah tanganku beraksi lebih lanjut.<br />
“Pindah tempat yuk, yang lebih aman,” ajakku sambil terus mencoba meremas payudaranya.<br />
Ratih langsung menggelinjang.<br />
Terasa buah dadanya yang ranum mulai mengeras, tanda bahwa Ratih mulai terangsang hebat. Matanya yang<br />
sayu jadi tampak mesum, tanda Ratih dilanda rangsangan berahi yang amat dahsyat. Kamipun segera<br />
berbenah diri, membetulkan pakaian yang sempat berantakan.<br />
Kami pun segera pulang dan ku ajak Ratih ke rumah kontrakanku, karena aku di kota B mengontrak rumah<br />
mungil dan tinggal sendirian. Saat itu, hari sudah gelap. Sebenarnya aku sudah nggak tahan lagi ingin<br />
mencium dia lagi, dan tahu sendirilah selanjutnya.<br />
Tapi gimana lagi, lha wong Ratih hanya diam terpaku. Aku jadi malah takut, jangan-jangan dia menyesal<br />
telah mau kuajak nginap di rumahku.<br />
“Em, lagi mikirin apa? Kok termangu-mangu ?” tanyaku sambil menghampirinya.<br />
Ratih hanya memandangku sekilas.<br />
“Sudahlah, tiduran saja di kasur, aku nanti biar tidur di sofa. Aku janji nggak akan menyentuhmu<br />
kecuali kalu Ratih pengen,” kataku lagi sambil menuju sofa.<br />
Tiba-tiba Ratih menangis dan kuberanikan diriku untuk memeluknya dan menenangkannya, Ratih tak<br />
menolaknya. Setelah agak tenang kubisiki dia bahwa dia tampak cantik malam ini apalagi dia mengenakan<br />
jilbab yang aku sangat suka akan wanita yang mengenakan jilbab.<br />
Ratih tersenyum dan menatapku dalam, lalu memejamkan matanya. Kucium bibirnya, hangat, dia<br />
menerimanya. Kucium dia dengan lebih galak dan dia membalasnya, lalu tangannya merangkul pundakku.<br />
Kami berciuman dengan penuh nafsu.<br />
Kusibakkan jilbabnya yang menutupi lehernya lalu aku turun ke lehernya, Ratihpun mendesah<br />
“aaaahh.” Mendengar itu kuberanikan meremas payudaranya yang montok.<br />
Ratih mendesah lagi, dan menjambak rambutku. Setelah beberapa saat kulepaskan dia. Ratih sudah<br />
terangsang, kuangkat baju panjangnya, tampaklah bra hitamnya yang sangat kusukai, kumulai meremas<br />
payudara yang masih terbungkus branya, diapun melenguh terangsang.<br />
Lalu mulai kusingkap bra hitamnya ke atas tampaklah gunung kembar yang pas dalam genggaman tanganku,<br />
dengan punting merah-coklat cerah yang telah mengeras. Kubasahi telunjukku dan mengelusnya, Ratih<br />
hanya memjamkan matanya dan menggigit bibirnya.<br />
Kulanjutkan menyingkap rok panjangnya, dia memakai CD warna hitam berenda transparan sehingga tampak<br />
sebagian rambut kemaluannya yang lembab. Sengaja aku tidak melepas jilbabnya dan pakainya, karena<br />
Ratih tampak lebih sexy dengan hanya memakai jilbab dan pakaian yang tersingkap.<br />
Kumulai menurunkan CD hitamnta dan WOW, ternyata jembutnya tidak terlalu lebat dan rapi, rambut di<br />
sekitas bibir kemaluannya bersih, hanya di bagian atasnya. Dan kemaluannya tampak kencang dengan<br />
clitoris yang cukup besar dan mulai basah.<br />
“Kamu rajin mencukur ya,” tanyaku.<br />
Dengan wajah memerah dia mengiyakan. Kupangku dia dan mulai menciuminya lagi, dan sapuan lidahku mulai<br />
kukonsentrasikan di puntingnya, kujilati, kutekan bahkan kugigit kecil dengan gigiku, Ratih<br />
menggelinjang keasyikan, dan mendesah-desah merasakan rangsangan kenikmatan.<br />
Tangan kananku mulai memainkan clit-nya, ternyata sudah banjir, kugesek klitorisnya dengan jari<br />
tengahku, perlahan-lahan, desahan dan lenguhan makin sering kudengar.<br />
Seirama dengan sapuan lidahku di puntingnya, Ratih makin terangsang, dia bahkan menjambak rambutku dan<br />
menekan kepalaku ke payudaranya,<br />
“Mas, enakh… banget…enakh…” Desahannya dan lenguhannya.<br />
Kira-kira 5 menit dari kumulai, badannya mulai mengejang dan<br />
“Mas… Ratih… mo… keluaaaarrr!” Sambil berteriak Ratih orgasme, denyutan kemaluannya kurasakan di<br />
tangan kananku. Ratih kemudian berdiri.<br />
“Sekarang giliranmu,” katanya.<br />
Celanaku langsung dilucutinya dan akupun disuruhnya berbaring. Salah satu tangannya memegang<br />
kemaluanku dan yang lain memegang zakarnya, dia mengelusnya dengan lembut<br />
“mmmmhhh…,” desahku.<br />
“Enak ya, Mas.”<br />
Akupun mengangguk.<br />
Ratih mulai menciumi kemaluanku dan mengelus zakarnya, dan mengemutnya dan mengocoknya dengan<br />
mulutnya. Terasa jutaan arus listrik mengalir ke tubuhku, kocokannya sungguh nikmat. Aku heran, sejak<br />
kapan dia belajar mengulum dan mengocok kemaluan lelaki. Nampak dia sudah sangat mahir dalam urusan<br />
kocok mengocok kemaluan laki-laki.<br />
“Belajar darimana Rat, kok lincah banget?, tanyaku.<br />
“Hmmm, aku pernah liat BF bareng teman-teman di kostku. Kayaknya enak banget, dan ternyata memang<br />
benar,” jawab Ratih sambil terus mengulum kemaluanku.<br />
Ratih tampak sexy dengan jilbab yang masih terpasang diwajahnya, namun payudaraya keluar karena<br />
kaosnya terangkat keatas. Bibirnya yang mungil sibuk melumat habis kemaluanku.<br />
Kupegang kepalanya, kuikuti naik turunnya, sesekali kutekan kepalanya saat turun. Sesaat kemudian dia<br />
berhenti.<br />
“Mas, kont0lmu lumayan besar dan panjang yach, keras lagi, aku makin terangsang nich.”<br />
Aku hanya tersenyum, lalu kuajak dia main 69, dia mau. Kemaluananya yang banjir itu tepat diwajahku,<br />
merah dan kencang, sedang Ratih masih asyik mengocok kemaluanku. Saat itu aku baru menikmati lagi<br />
kemaluan seorang wanita, setelah kakakku menikah.<br />
Aku mulai menjilati kemaluannya, harum sekali bau sabun dan bau cairan kewanitaanya, dan clitorisnya<br />
sampai memerah dan kuhisap cairan yang sudah keluar, tiba tiba dia berteriak saat kuhisap kemaluanya<br />
keras-keras.<br />
“Masss… I lovvve ittt, babbyy”, dia menjerit dan aku tahu kalau dia lagi klimaks karena kenaluanya<br />
sedang kujilat dan saat itulah aku rasakan cairan wanita lagi selain punya kakakku dulu yang asam-asam<br />
pahit tapi nikmat.<br />
Setelah dia klimaks, dia bilang dia capai tapi aku nggak peduli karena aku belum keluar dan aku bilang<br />
ke dia kalau aku belum puas, saat itulah permainan dilanjutkan.<br />
Dia mulai melakukan gaya anjing dan aku mulai memasukkan kont0lku ke sela-sela pahanya yang<br />
menggiurkan dan aku tarik dorong selama beberapa lama. Baru dijepit pahanya saja, rasanya sudah di<br />
awang-awang. Apalagi kalau kemaluanku bisa masuk ke kemaluanya.<br />
Beberapa lama kemudian, aku bosan dengan gaya itu, dan kusuruh dia untuk berada di bawahku. Ratih<br />
memandangku dengan sayu. Segera kukulum puting payudaranya yang tampak mengeras itu, kontan dia<br />
melenguh hebat.<br />
Ternyata puting payudaranya merupakan titik rangsangnya. Dengan diam-diam aku mulai menempelkan<br />
kemaluanku ke dalam kemaluanya yang ternyata sudah basah lagi. Kugesek gesek dan ku tekan tekan<br />
kemaluanku ke kemaluannya karena aku tidak mau mngambil keperawanannya, karena aku sangat mencintai<br />
dan menyayanginya.<br />
Saat aku berada di atas Ratih, kujilati payudaranya yang memerah dan dia menjerit perlahan dan<br />
mendesah-desah di telingaku dan membuatku tambah bernafsu dan tanpa pikir panjang-panjang lagi, aku<br />
mulai menekannya dengan nafsu dan<br />
“Mass… aku mauuu keluaarrr” dan aku juga menjawabnya<br />
“Em… kayaknya akuu jugaa maauu…” nggak sampai 2 atau 3 detik, badanku dan Ratih sama-sama bergetar<br />
hebat dan aku merasakan ada yang keluar dari kemaluanku diatas kemaluannya dan aku juga merasa ada<br />
yang membasahi kemaluanku dengan amat sangat.<br />
Setelah itu, Ratih terdiam karena kelelahan dan aku mulai mencium-ciumi bibirnya yang kecil dan<br />
mukanya. Aku mulai membelai-belai rambutnya dan karena dia terlalu kelelahan dia tertidur pulas.<br />
Keesokan harinya aku terbangun dan melihat Ratih sudah memakai pakaian dan jilbabnya dengan rapi,<br />
kemudian dia memelukku serta berkata<br />
”Mas makasih kamu tidak mengambil keperawanku, padahal aku sudah tidak tahan lagi untuk merasakan<br />
kemaluanmu yang besar itu” Aku tersenyum lalu aku bilang<br />
“selaput daramu nanti akan aku minta pada malam pertama setelah kita menikah nanti”<br />
Setelah kejadian itu, kami sering melakukan lagi tapi hanya sebatas oral dan petting saja.<br />
<br />
<h4>
<b>Cerita Sex | Cerita Dewasa | Cerita Sex Sedarah </b></h4>
Diki aehttp://www.blogger.com/profile/14462070782287232926noreply@blogger.com1